Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Lilik Hendarwati menegaskan pentingnya pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB).
Hal itu disampaikan Lilik dalam sosialisasi pembuatan NIB untuk pelaku UMKM yang digelar di Balai RW 9 Kelurahan Medoan Ayu Surabaya, Senin (10/6).
Lilik menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar dengan bekerjasama dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Timur.
Bagi Lilik, NIB terkait dengan legalitas. Menurutnya jika legalitas beres, maka usaha akan sukses. Jika memiliki NIB, pelaku UMKM bisa lebih gesit bergerak mengembangkan usahanya.
“Sebagaimana sepeda motor yang harus punya SIM. Usaha juga harus punya NIB. Jika punya SIM bisa sepeda montoran lebih jauh. Jadi kalo punya NIB, jualannya bisa sampai di luar pulau bahkan luar negeri,” jelas Lilik.
Tak hanya itu, NIB kata Lilik menjadi syarat bagi UMKM yang ingin mendapatkan bantuan tambahan modal dari pemerintah melalui perbankan.
NIB, tambah Lilik, diperlukan dalam rangka untuk mendata berapa banyak warga yang memiliki usaha. Dengan NIB, pemerintah mendapat data riil pelaku usaha kecil dan menengah, yang pada beberapa kesempatan mendapatkan peluang support permodalan bagi pengembangan usaha mereka.
Kegiatan ini, kata Lilik, hanya dilakukan di Kelurahan Medoan Ayu, tapi akan digelar di Kelurahan Simomulyo baru.
“Hari ini dan besok di Kelurahan Medoan Ayu, hari ini di RW 9, besok di RW 11. Rabu dan Kamis di Simomulyo di tempat yang berbeda,” jelas Lilik.
Dalam kesempatan yang sama, Lilik mengundang Bank Jatim sebagai Bank daerah yang memiliki tugas mensupport pengembangan UMKM di Jawa Timur utk hadir melengkapi kebutuhan pengembangan UMKM, dengan mensosialisasikan program mereka bagi UMKM baik dalam hal permodalan,maupun sarana penunjang penjualan menggunakan QRIS.
“Karena hari ini, temen-temen Bank Jatim akan hadir untuk membantu temen-temen UMKM yang hadir,” kata Lilik di hadapan puluhan peserta yang hadir.
Menurutnya, kehadiran tim Bank Jatim akan memberikan sosialisasi tentang penggunaan QRIS dalam usaha.
“Mereka akan mengajari bagaimana menggunakan QRIS. Karena sekarang sudah jamannya. Agar memudahkan pembeli dan penjual. Jika tak menggunakan ini, bisa kalah dengan lainnya,” kata alumnus ITS itu.
Tak hanya tentang QRIS, menurut Lilik, Bank Jatim juga akan menyampaikan tentang permodalan dengan program KUR.
“Siapa tahu ada yang butuh tambahan modal,” katanya sambil tersenyum.
“Sekali dayung, dapat banyak, dapat NIB, dapat sosialisasi dari Bank Jatim, dapat juga diajari bagaimana penggunaan QRIS. Dapat pengetahuan dapat KUR, alhamdulillah,” katanya.
Ia kemudaian berharap, bahwa kegiatan yang digelar ini bisa memajukan UMKM.
“Kalo ada yang perlu ditambah, terkait dengan pelatihan-pelatihan monggo disampaikan ke saya atau tim,” pesannya.
Pelatihan lain, ia menyebut, seperti pembenahan produk semacam packing. Karema dengan packing yang bagus harganya bisa naik, produk bisa masuk hotel, bisa masuk kantor.
“Ada juga pelatihan digital marketing. Ada juga terkait dengan branding. Saya juga berharap, agar produk2nya bisa dikenal di masyarakat tak hanya di Surabaya, Jatim, Indonesia, bahkan sedunia, karena diiklankan secara online. Mudah-mudahan saya bisa terus mendampingi panjenengan semua sampai usahanya besar,” harap Lilik.{}